EXODUZ

Jangan Menyimpan Apapun

"Jangan pernah menyimpan seseorang dalam apapun"
— unknown

Aku memegang kata-kata itu. Menyimpan kenangan tentang seseorang atau sebuah peristiwa dalam benda, nama jalan, melodi, bahkan rintik hujan. Sekalipun kenangan itu indah, suatu hari, ia akan menjadi beban yang diam-diam kita bawa menuju masa depan.

Kenangan itu muncul tanpa diundang—mungkin saat berkendara melewati jalanan kota, ditemani lagu-lagu lama, saat menatap arsip foto yang penuh cerita, atau ketika tetes hujan menyusuri kaca jendela, dan angin membisikkan rindu lewat gemerisik dedaunan. Tiba-tiba, bayangan itu hadir kembali, tentang seseorang, atau sekadar nuansa yang pernah menjadi bagian dari diri kita. Parahnya lagi, ada harap, meski hanya sekejap, ia kembali nyata, walau dalam bayang-bayang atau dejavu semu.

Sayangnya, hal ini bukanlah sesuatu yang mudah dihindari. Ia—baik dengan kesadaran penuh atau dalam kelalaian—secara diam-diam menyelinap ke dalam ruang ingatan, terpatri di sudut otak, menanti waktu untuk terbangun kembali. Saat kita mendengar nada, merasakan aroma, atau melihat warna yang pernah menjadi saksi.

Saat waktunya tiba, bersiaplah. Mantapkan hati dan pikiran, saat kenangan itu mengetuk pintu kembali. Mau tak mau. Dan semoga alam senang, kita masih mengingatnya.

#omong-kosong