Sementara Dalam Renjana, Sekedar Mengenang
Masih teringat jelas saat pertama kali kita bertatap lama dibawah gelap malam, dalam sebuah acara. Aku mengingat jelas indah matamu, sejak pertama kali bertemu di depan minimarket jalan poros itu. Aku masih mengingat jelas cantik tawamu dari kejauhan. Dan sejak semua itu, ada percikan dalam hati yang tidak bisa dijelaskan. Tiap bertemu denganmu, selalu ada kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya.
Aku pun masih mengingat betapa mendebarkannya ketika pertama kali menghubungimu untuk hal yang personal tanpa kepentingan bendera. Dan hingga kini pun, semuanya masih terasa tiap kali mengirim mu pesan, komentar, atau menunggu balasanmu.
Sialan, puber kedua kalinya.