EXODUZ

Sesal

Sore ini, aku tak bisa menipu diri sendiri lagi. Mengatakan bahwa aku tak merindukanmu adalah kebohongan terbesarku. Begitu munafik rasanya, karena jauh di lubuk hati, masih tersisa secercah harapan bahwa kita bisa merajut kembali kasih yang pernah ada, membangun masa depan bersama. Setiap rasa, setiap kata, seolah terungkap dalam senandung "Putar Kembali" dari Superglad, menggambarkan betapa aku ingin memutar waktu, kembali ke saat-saat itu.

Bila kau bertanya, "apakah kamu baik-baik saja?" Aku pasti akan menjawab, "tentu saja," meski dalam hati aku selalu mempertanyakan kebenaran di balik kata-kataku sendiri. Aku berharap segalanya tak berakhir di sini, bahwa aku bisa memutar kembali waktu. Namun, aku sadar sepenuhnya, apa yang ku cintai perlahan mulai menjauh. Waktu telah membuka mataku pada kenyataan pahit bahwa cintaku—diriku—telah benar-benar terlambat.

Perasaan sesal ini begitu mendalam, merasuk ke dalam setiap sudut hati. Aku membencinya, membenci kenyataan bahwa aku terlambat menyadari apa yang benar-benar berarti. Seandainya aku bisa, aku akan memutar kembali waktu, memperbaiki segalanya sebelum rasa cinta ini berubah menjadi sekadar kenangan yang tak bisa kuraih lagi. Tapi kini, yang tersisa hanyalah penyesalan yang tak pernah akan hilang, yang terus menghantui setiap langkahku ke depan.

#omong-kosong